CEGAH SEKS BEBAS DALAM SEMINAR KESEHATAN SE-JABAR BEM KM STIKES DHB 2013
BEM KM STIKes DHB Periode 2013/2014 menggelar Seminar kesehatan Se-Jawa Barat dengan tema “ Pembentukan Karakter Tenaga Kesehatan Dalam Menghadapi Dampak Perilaku Seks Pranikah Remaja” pada hari Minggu, 24 November 2013 bertempat di Gedung Wahana Bhakti Pos LT. 8 Jl. Banda No. 30 Bandung. acara diikuti oleh praktisi, dosen dan mahasiswa dari berbagai institusi dari Jawa Barat.
Presiden BEM KM STIKes DHB, Rosidin. Mengatakan bahwa diselenggarakannya seminar kesehatan Se-jabar ini merupakan program tahunan yang diselenggarakan oleh BEM melalui program kerja Departemen Dalam Negeri. Selanjutnya menurut Emma Aprilia Hastuti selaku ketua pelaksana, menyampaikan tujuan diangkatnya tema pada seminar kali ini yang berkaitan dengan pembentukan karakter tenaga kesehatan dalam menghadapi dampak prilaku seks bebas, yaitu memberikan pemahaman dan pembekalan kepada seluruh tenaga kesehatan dan mahasiswa kesehatan agar berkontribusi dalam penanganan perlaku seks bebas sekaligus mengajak semua mahasiswa kesehatan tidak terjebak permasalahan seks bebas.
Sementara itu, Ketua STIKes DHB yaitu Dr. Hj. Suryani Soepardan, dra., MM. yang hadir memberikan sambutan menyampaikan penghargaan dan apresiasi kepada panitia yang sudah berjuang mennyelenggarakan seminar ini. Beliau menaruh harapan yang sangat besar kepada seluruh peserta yang hadir agar bisa mendapatkan ilmu yang bisa di bawa pulang dan diaplikasikan dilingkungan masing-masing mengingat permasalahan seks bebas pranikah pada remaja merupakan masalah bersama dan perlu ditangani bersama pula.
Seminar ini menghadirkan pembicara level nasional yang namanya sudah familiar dilingkungan masyarakat baik di dunia kesehatan maupun sebagai tokoh, diantaranya yaitu Dr. Dewi Motik Pramono, Msi. yang merupakan Ketua KOWANI periode (2009-2014), sosok seorang wanita karir dan seorang ibu rumah tangga yang aktif dalam berbagai kegiatan usaha dan kemasyarakatan. Dewi Motik bukan hanya terbatas di dalam negeri, tetapi sudah mendunia. Ia banyak mendapat undangan dari luar negeri, baik pemerintahan, lembaga asing, maupun PBB, untuk menyampaikan pandangannya di bidang lingkungan hidup dan pembangunan hidup berkelanjutan atau di bidang ekonomi dan kewanitaan. Beliau menyampaikan materi tentang pentingnya “Pembentukan Karakter Bagi Tenaga Kesehatan”.
Pemateri Kedua yaitu Ir. Siti Fatonah, MPH. beliau merupakan Kepala BKKBN Provinsi Jawa Barat. Dalam seminar ini beliau menyampaikan materi tentang “Program Pemerintah dalam menghadapai dampak perilaku seks pranikah remaja” mengharapkan agar semua sektor mau bahu membahu mensukseskan program Genre yang merupakan program andalan dari BKKBN terkait permasalahan reproduksi remaja, Napza, dan HIV/AIDS, pemerintah dalam hal ini BKKN tidak bisa bekerja sendiri. Jadi perlu adanya dukungan dan koordinasi dari semua sektor terkait termasuk tenaga kesehatan untuk mau bahu membahu mensukseskan program Generasi Berencana ini,” ujar Beliau.
Selanjutnya pemateri terakhir adalah yang ditunggu-tunggu oleh semua peserta yang memadati aula seminar berjumlah sekitar 400 orang. Beliau adalah dr. Lula Kamal. M. SC, seorang aktris dan pembawa acara yang profesi aslinya adalah seorang dokter sekaligus duta Anti Narkoba. Beliau juga aktif menyerukan permasalahan seks bebas sehingga panitia menghadirkannya sebagai narasumber dalam seminar ini. Materi yang disampaikannya adalah tentang dampak perilaku seks pranikah remaja. Mengingat semua peserta yang hadir didominasi oleh mahasiswa yang masih berstatus remaja sebagai pembekalan agar mahasiswa kesehatan yang akan menjadi tenaga kesehatan tidak terjebak dalam tindakan seks bebas. Lula Kamal menerangkan arti pentingnya pemeriksaan sejak dini bagi pasangan muda yang hendak menikah. Selain sebagai bentuk kewaspadaan dini untuk menghindari penularaan HIV/AIDS, dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir tingkat penyebaraan virus mematikan tersebut telah banyak menjangkit kalangan anak usia belasan tahun di Indonesia. Sebagai penutup acara seminar, semua peserta diberikan terapi psikologi usik wiwitan yang diberikan langsung oleh Ibu Karlina selaku seniman dan budayawan sekaligus penggagas terapi psikologi usik wiwitan.