Minggu 21 April 2013, BEM KM STIKes Dharma Husada Bandung mengadakan talkshow Inspiratif yang diilhami dari prestasi para alumni STIKes DHB yang berhasil menjalani profesi setelah lulus dari bangku perkuliahan. Acara yang mengusung tema “ Aku bangga menjadi mahasiswa DHB ” ini diselenggarkan atas inisiatif dari BEM KM STIKes DHB melalui program kerja Departemen Dalam Negeri.
Dalam kesempatan ini panitia menghadirkan Tiga Alumni Kebidanan STIKes Dharma Husada Bandung yang sedang melakukan pengabdian di Kp. Palintang sebagai relawan kesehatan, yaitu Ita Nurfitria Sari, Novia Ade Betaningrum, Juariah.
Menurut Ita, kampus sebagai tempat persemaian mahasiswa dalam mencari ilmu dan jati diri untuk menjadi pribadi terbaik agar menjadi manusia terbaik yang mampu memberi kontribusi baik untuk diri sendiri, keluarga bahkan bangsa dan Negara.
Untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan kompeten, maka dukungan dan suasana kampus sangat berpengaruh pada mahasiswa dan proses pembelajaran, salah satu upaya untuk menciptakan suasana yang mendukung dengan menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap almamater/kampus.
Ita dan kawan-kawan sekarang sedang melakukan pengabdian di Kp. Palintang di Desa Cipanjalu Kab. Bandung. Menurutnya mengabdi adalah kata yang mudah diucapkan namun sulit untuk dilakukan. Kenapa mudah? Dan kenapa sulit? Gampang saja, sering kita mendengar orang-orang berkata “aku akan mengabdi/ aku siap mengabdi/ aku telah menjalankan pengabdian”. Bagaimana?… mudah bukan?…. Tapi kata pengabdian ini akan terasa sulit jika kita dihadapkan dengan beberapa masalah seperti: tempat pengabdian yang menyulitkan orang yang akan mengabdi, kesungguhan selama pengabdian, banyaknya tekanan dalam hidup seseorang yang menjadi relawan untuk hidup mengabdi di suatu tempat, dan lainnya yang dapat di jadikan alasan betapa sulitnya melakukan pengabdian yang bersih tanpa unsur politik.
Di perkampungan, tidak jarang ditemukan kehidupan masyarakat yang saling membantu satu sama lain, saling menyapa, saling mengenal satu sama lain hingga mengenal seluruh orang satu kampung, hidup rukun, dan lainnya yang tidak mungkin aku tuliskan semua karena tidak mungkin cukup satu paragraf.
Tidak sedikit anak-anak usia sekolah dasar membantu orang tuanya bertani, mencari rumput untuk ternak, dan melakukan hal-hal lain yang biasanya dilakukan orang dewasa. “Hebat!!…” aku teriakkan dalam hati karena mengingat pagi hari mereka harus belajar di sekolah dan mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan gurunya. Lebih hebatnya lagi, lansia juga tidak mau kalah ternyata!!! Mereka masih mampu melakukan pekerjaan yang harusnya dikerjakan oleh orang-orang yang berusia kurang dari 50 tahun. Lansia-lansia ini masih mampu mengangkat beban yang beratnya mencapai ±30 Kg dan menempuh jarak puluhan kilo meter dengan berjalan kaki.
Selanjutnya Acara talkshow Inspiratif ini diakhiri dengan tepukan aplaus dari peserta dan diharapkan melalui acara ini mampu memberikan tambahan motivasi sekaligus inspirasi bagi seluruh peserta yang mengikuti acara ini.