STIKes DHB, Lulusannya Dibekali //Head,
Hand, and Heart//  

Di sebuah rumah sakit terutama
rumah sakit milik pemerintah, sering kali kita memperoleh pelayanan yang kurang
memuaskan karena perawat, bidan atau tenaga medisnya bersikap kurang ramah,
judes dan galak. Hal ini terjadi, mungkin karena saat menempuh pendidikannya
perawat atau bidan itu tidak dibekali dengan spiritual yang cukup jadi mereka
tidak tulus dalam menjalankan profesinya.

Namun, lulusan STIKes Dharma
Husada Bandung (DHB) dijamin tidak akan seperti itu. Karena, STIKes DHB sangat
memperhatikan masalah spiritual lulusannya. Karena, moto yang dipegang oleh
seluruh pengajar STIKes DHB adalah //Head, Hand and Heart//.

Jadi, dalam membantu pasien semua
perawat dan bidan lulusan STIKes DHB akan memiliki //head// atau kepala yang
diisi dengan ilmu, //hand// berarti memiliki keterampilan dan cekatan dalam
menolong, serta //heart// yang berarti mengerjakan tugasnya dengan hati atau
ketulusan.   

‘’Kalau kurikulum dan standar kopetensi
 mungkin kan semua STIKES sama, tapi
lulusan kami memiliki sentuhan hati yang akan membuat semuanya aman, nyaman.
Jadi, bukan menimbulkan masalah tapi kedamaian,’’ ujar Ketua STIKes Dharma
Husada, Suryani Soepardan kepada //Republika//.

Menurut Suryani, segala sesuatu
harus dilakukan dengan hati yang penuh keiikhlasan agar hasilnya bisa maksimal
sehingga STIKes DHB sangat fokus untuk membangun spiritual semua mahasiswa. Apa
yang diajarkan di kampus, ternyata bisa dirasakan oleh semua mahasiswa. Saat
mahasiswa praktik lapangan ke rumah sakit, mahasiswa STIKes DHB bisa menangani
pasien dengan karakter apa pun.

‘’Mahasiswa kami yang praktik di
rumah sakit pernah cerita, ada pasien yang tidak kooperatif. Dibujuk untuk
minum obat oleh kepala perawat dan semua perawat tidak bisa. Tapi baru sekali
diminta oleh mahasiswa praktik kami pasien itu langsung mau,’’ paparnya.

Senada dengan Suryani, Pembantu
Ketua (Puket) I Bidang Akademik STIKes DHB, Siti Sugih Hartiningsih mengatakan,
STIKes DHB yang bisa menghasilkan lulusan yang memiliki ‘hati’ dalam menolong
pasien ini ternyata cukup disambut baik oleh masyarakat. Hal ini, terlihat dari
dipilihnya STIKes DHB oleh Pemkab Sukabumi sebagai tempat belajar 50 anak dukun
paraji di Sukabumi.

‘’Ada empat sekolah yang
presentasi untuk dijadikan tempat pendidikan anak dukin paraji di Sukabumi itu,
tapi Pemkab Sukabumi yang membiayai pendidikan anak paraji itu memilih kami,’’
kata Sugih.

Sugih mengaku, STIKes DHB sangat
senang terpilih menjadi tempat sekolah anak-anak dukun paraji. Karena, bisa mememutus
mata rantai dukun paraji yang menangani orang yang akan melahirkan dengan cara
tradisional.

‘’Lima puluh  anak paraji itu menempuh pendidikan D3
kebidanan dan tahun kemarin sudah tamat. Kabarnya, akan ada angkatan kedua tapi
belum jelas,’’ tuturnya.

STIKes yang terletak di Jl
Terusan Jakarta No 71-75 Antapani-Bandung ini, dari tahun ke tahun terus
berkembang. Namun, Ketua STIKes DHB sekaligus pendiri, Suryani Soepardan
ternyata belum cukup puas dengan perkembangan ini dan akan terus berusaha
memajukan sekolahya. Pengembangan ke depan, kata Suryani, STIKes DHB tahun ini ingin
membuka program S2 Kesehatan Masyarakat dan S1 jurusan refraksi optisi (RO).

Untuk mencapai target itu, saat
ini seluruh staf pengajar STIKes DHB berlomba kuliah. Yang sedang menempuh  jenjang S3 tahun ini ada 5 orang dan S2 ada 15
orang dari berbagai program study. Jadi,  secara bergiliran semua staf pengajar disekolahkan.
Dananya ada yang berasal dari beasiswa dan pinjaman ke kampus.

‘’Cleaning service juga kita
sekolahkan S1 bahkan security kalau punya keinginan kita sekolahkan,’’ kata
Suryani.

Selain mengembangkan tenaga pengajar,
sarana dan prasarana STIKes DHB pun terus diperbaiki. Sekarang, STIKes sedang
membangun laboratorium dan perpustakaan yang lebih nyaman, luas dan
representatif. Total ruang kelas yang sedang dibangun ada sembilan kelas.

Suryani berharap, kedepannya
STIKes DHB bisa menjadi sebuah universitas yaitu dengan mengembangkan beberapa
program study. Target menjadi universitas ini, kata dia,diharapkan bisa
terwujud sepuluh tahun kedepan. Adapun program study yang ditawarkan STIKes
saat ini, adalah S1 Kesehatan Masyarakat, S1 Keperawatan, D III Keperawatan, D
III Kebidanan, dan D III Refraksi Optisi. N Arie Lukihardianti (Republika edisi Selasa, 10 Mei 2011/6 Jumadil Akhir 1432H/Nomor 122/hal.28)