Aktif dalam isu lingkungan merupakan bagian dari tugas Himpunan Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat (HMPS) STIKes DHB, yang mendorong orang lain agar mau bergerak dan perduli terhadap lingkungan seperti pentingnya membuang sampah pada tempatnya.

Namun membuang saja ternyata terasa belum cukup, karena sampah yang dihasilkan harus diolah dengan baik salah satunya dengan cara mendaur ulang sampah, sehingga mampu menurunkan volume jumlah sampah. hal ini juga Menjadikan sampah sebagai industri kreatif rumah tangga yang bernilai ekonomis.

Melalui kepedulian itulah Minggu, 24 maret 2013 di gedung STIKes Dharma Husada Bandung. HMPS Kesehatan Masyarakat berinisiatif mengadakan kegiatan seminar dan pelatihan pengolahan sampah dengan tema “TRASH MANAGE FOR SUSTAINABLE HEALTH ENVIRONMENT”.

Dalam acara ini panitia mengundang salah satu aktivis lingkungan yang sangat dikenal dikalangan masyarakat khususnya anak muda yang aktif dan peduli terhadap lingkungan, yaitu Ibu Nia Kurniati.

Karena peserta semuanya adalah kalangan mahasiswa, Ibu Nia terlihat sangat bersemangat  menjelaskan sebuah program gerakan lingkungan yang melibatkan Pemuda. Salah satunya adala gerakan Ashoka Young Change Maker, dimana semua pemuda Indonesia yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap lingkungan dan memiliki ide untuk perubahan berkumpul disitu, Ibu Nia sendiri merupakan Fellowship Organisasi tersebut bersama salah satu anak didiknya Amilia Agustin yang pernah menjadi narasumber di acara Kick Andy dan mendapatkan penghargaan tingkat global dalam gerakan lingkungan.

Beliau juga mengatakan bahwa gerakan yang dia bangun berawal dari keprihatinan Ibu Nia melihat banyaknya tumpukan sampah di lingkungan sekolah. Sehingga beliau mulai fokus pada pengolahan sampah dan membuat Nya makin bersemangat mengajak murid-muridnya merealisasikan program pemilahan sampah di sekolah.

Ibu Nia yakin perubahan akan terjadi asal para pemuda khusunya para mahasiswa  mau bergerak dan dapat melahirkan ide-ide yang brilian. Seperti yang terjadi ketika tim Go To Zero Waste School terbentuk. Tim yang digawangi oleh Amilia Agustin bersama sembilan orang temannya menggunakan sosial media untuk mengelola sampah di sekolah.

Selanjutnya menurut beliau segala kegiatan yang ia lakukan bukan tanpa konsekuensi. Sudah pasti segala kegiatan tersebut membuatnya harus meluangkan waktu dan energi lebih banyak jika dibandingkan dengan guru-guru lainnya. Termasuk di hari libur. Demikian beliau juga berpesan untuk peserta yang hadir agar siap menghadapi konsekuensi tersebut jika memang ingin melakukan perubahan dimasyarakat.

Pada sesi akhir acara Ibu Nia tidak hanya menyampaikan materi saja, tetapi beliau dengan timnya meneruskan acara dengan pelatihan membuat kerajinan tangan dari bekas sampah plastik yang di olah menjadi barang bernilai ekonomis seperti yang di perlihatkan beliau hasil dari kerajinan sampah yang telah dibuat bersama timnya contohnya seperti, Dompet, Topi, Tas dan banyak lagi.

Luar biasa! Sangat kreatif dan Inovatif, Ibu Nia tak hanya memberikan jalan tentang penanganan/pemanfaatan limbah plastik sekaligus menanamkan jiwa kreatif bagi peserta yang hadir, namun juga secara tak langsung menyemai bibit para entrepreneur masa depan. Begitupun, apa yang dilakukan oleh Bu Nia telah turut menyiapkan bunga-bunga bangsa ini, harapan masa depan Indonesia, menjadi generasi yang tangguh, kreatif, dan visioner. Semoga.

Kemudian acara ditutup dengan kata-kata terakhir dari beliau yaitu Satu langkah kecil yang telah dirintis hari ini adalah bibit untuk sebuah akibat yang besar, tidak hanya untuk diri sendiri namun juga untuk bangsa dan negara.