SEMINAR MITIGASI BENCANA BEM KM STIKES DHB
Di Indonesia saat ini terdapat fenomena peningkatan kejadian bencana, bahkan Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan BAKORNAS PB Indonesia mencatat bahwa terdapat 4.392 kejadian bencana (2010-2012). Adanya peningkatan kejadian bencana ini menunjukan bahwa fenomena ini semakin lama akan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia.
Hal ini mendorong BEM KM STIKes Dharma Husada Bandung yang bekerjasama dengan Unit Kegiatan Mahasiswa Tim Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung (UKM TIMKes DHB) untuk menyelenggarakan Seminar dan Pelatihan kesiapsiagaan mitigasi bencana bagi mahasiswa, dengan mengusung tema “Ulurkan Tangan dan Hatimu untuk Peduli Sesama Tanggap Bencana”.
Acara tersebut digelar Minggu, 3 Maret 2013 di Gedung Kampus STIKes Dharma Husada Bandung. Kegiatan ini dibuat sebagai wujud memperkuat pendidikan dan kapasitas sebagai mahasiswa kesehatan mengenai mitigasi bencana.
Hadir sebagai pemberi materi yaitu Ir. Gatot Moch Soedrajat. Msc, selaku Staff ahli BPBD Prov. Jawa Barat dan Purwo Suwignjo, M.Kep., Sp.KMB yang merupakan salah satu pemateri dan trainer dari RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yang telah banyak mengisi berbagai acara yang berkaitan dengan penanganan kegawat daruratan di seluruh Indonesia.
Menurut Pak Gatot disadari pula bahwa 13% dari gunung berapi yang berada di Indonesia ini mempunyai potensi menimbulkan bencana alam dengan tingkat potensi bahaya serta level kemampuan destruktif yang berbeda intensitasnya. Hal ini karena Indonesia terletak pada cincin api Pasifik dan lempeng Eurosia, lempeng Pasifik, dan lempeng Hindia Australia menjadikan Indonesia retas dan labil akan bencana letusan gempa dan gunung berapi.
Sementara Salah satu upaya upaya penanggulangan penderita gawat darurat baik dalam keadaan sehari-hari maupun dalam keadaan bencana menurut Pak Purwo yaitu pelatihan penanggulangan penderita gawat darurat merupakan pelatihan yang menyangkut pengetahuan dan ketrampilan untuk penanganan pertama dalam menghadapi kegawatdaruratan serta ditujukan bagi tenaga kesehatan baik dokter maupun perawat dan kalangan umum yang peduli dan mau belajar unuk menghadapi dan menangani kasus gawat darurat selaras dengan sistem kesehatan nasional yang ingin mewujudkan rakyat Indonesia sehat. Untuk mencapai hal tersebut, maka kalangan mahasiswa khusunya mahasiswa kesehatan diharapkan mempunyai keterampilan kegawatdaruratan sebagai ujung tombak didalam kegiatan masyarakat.