Bagi kebanyakan orang mungkin sering berpikir bahwa ketika di
vonis HIV+ pasti kehidupan seolah sudah berakhir, kondisi bertambah buruk
apabila keluarga dan juga lingkungan bersikap anti-pati atau bahkan bersikap
mendriskiminasikan.

Tetapi menurut sebagian sekumpulan orang di Rumah Cemara berbeda,
pada hari Jumat 30 Desember 2011 Pikma Proksima STIKes DHB berkesempatan
mengunjungi komunitas Rumah Cemara yang bergiat dalam bidang konseling dan
rehabilitasi HIV juga kecanduan narkoba.

Rumah cemara di didirikan atas dasar pengalaman mereka
sendiri terhadap kecanduan narkoba dan vonis HIV positif. Mereka menyimpulkan
bahwa butuh tempat yang kondusif bagi ODHA dan eks pengguna napza untuk
meningkatkan kualitas hidup di tengah keadaan yang kurang aman yang nyaman bagi
ODHA.

Meskipun sudah berstatus eks, stigma masyarakat terhadap ODHA
dan pengguna Napza masih tetap berkembang. Karena itulah Rumah Cemara didirikan
sebagai ajang kumpul-kumpul untuk curhat, berbagi pengalaman dan saling menguatkan
diri sesama anggota dalam membuat karya positif di tengah masyarakat. Hal ini
menyebabkan Rumah Cemara semakin dikenal oleh masyarakat.

Sekitar Dua jam lebih kami diberikan kesempatan berdiskusi
disana, ruangan yang tidak terlalu besar dengan memanfaatkan sebuah garasi yang
dimodifikasi sebagai ruangan konseling dan sekaligus Base Camp anak-anak
komunitas Rumah Cemara. Banyak hal yang dapatkan disana selain informasi
mengenai ODHA dan Pecandu Narkoba, ada sesuatu hal yang membuat kami berkesan
dengan kegiatan mereka. salah satunya adalah cara mereka menyampaikan informasi
kepada masyarakat dengan mengusung olah raga sepak bola sebagai alat untuk
menyampaikan pesan-pesan sosial mengenai ODHA.

Bagi anak-anak RC, begitu mereka menamakan Club Futsal Tim
Rumah Cemara. Sepak Bola adalah salah satu cara yang di jalani mereka untuk bisa
bahagia dalam menjalani hidup yang lebih positif diatas keterbatasan hidup
dengan kondisi tubuh yang digerogoti virus yang menyerang system kekebalan
tubuh. Alhasil segudang prestasi berhasil mereka gondol, mulai dari tingkat Nasional
sampai Internasional. menurut Emi salah satu pengurus Rumah Cemara, “ jika kita
ingin melihat Timnas Indonesia mengalahkan Timnas Italia maka kami lah yang
telah melakukan itu” tuturnya.

Dalam kompetisi Homeless Cup 2011 yaitu ajang kompetisi sepak
bola tingkat dunia yang di ikuti oleh pesertanya yang kurang beruntung dalam
menjalani hidup, seperti pecandu narkoba, penderita HIV/AIDS, dan lain-lain. Homeless
World Cup 2011 di Paris Perancis, telah membawa Tim Rumah Cemara mendapatkan
prestasi dengan menjadi sala satunya wakil Asia yang melangkah ke perempat
final dan mendapatkan peringkat ke 6 tingkat dunia dengan mengalahkan Italia,
Denmark, Belanda, dan Nigeria. Tak hanya itu, Ginan yang berposisi sebagai Kapten
Tim berhasil menjadi Best Player dalam
ajang kompetisi tingkat dunia tersebut.

Berikut beberapa prestasi yang pernah di raih Tim Rc Football
Rumah Cemara :

1.     
Juara
2kali berturut turut ajang sepak bola tingkat nasional yang diadakan oleh BNN
2009 dan 2010

2.     
Juara
Social entrepreuneur” tingkat dunia
dalam ajang Changing Life Through
Football

3.     
Peringkat
6 di HWC 2011 paris perancis dan Best
Newcomer Team

“Life is never end if you can do
something”
, mungkin inilah philosofi yang
pantas kita ambil dari kunjungan Pikma Proksima STIKes DHB kerumah cemara. Dan
kita sepakat bahwa semua pihak harus memulai berbicara dengan mengunakan bahasa
yang sama yaitu “Everyone Have Get The
Best Chance”. 
 Tak hanya bagi ODHA dan
pengguna Napza tapi bagi kita semua Yang terpenting adalah karya dan sumbangsih
kita pada Bangsa.

 

-Rio