Manusia yang paling
kuat bukanlah manusia yang berhasil mengalahkan semua orang di dunia. Manusia yang
paling kuat bukanlah manusia yang tak pernah kalah dalam berdebat. Manusia yang
paling kuat bukanlah manusia yang pandai berkelahi. Manusia yang paling kuat
bukanlah manusia yang luar biasa, melainkan manusia yang sederhana namun
istimewa…

Manusia istimewa itu
adalah perempuan, yaitu seorang ibu…

Perempuan bagaikan barang
pecah belah yang rapuh. Namun saat seorang perempuan tlah menjelma menjadi
seorang ibu, perempuan itu akan menjadi sekuat baja sekokoh gunung dan selembut
sutera…

Kenapa begitu???

Saat seorang ibu
mengandung, ia menjalani masa ngidam tanpa putus asa meskipun itu menyiksa. Dia
hanya tersenyum dan berkata "Ini bawaan bayi," dengan penuh kelembutan
dan kasih sayang…

Selama sembilan bulan,
meskipun tidak nyaman seorang ibu terus membawa kandungannya kemanapun ia pergi
meskipun itu menghambat geraknya…ia masih tetap tersenyum.

Saat melahirkan, seorang
ibu melawan rasa sakit yang teramat sangat dan bertaruh nyawa hanya demi
melahirkan anak yang ada dalam perutnya selama sembilan bulan…tanpa kenal
lelah ia berjuang.

Saat anaknya lahir,
seorang ibu tersenyum bahagia melihat sang anak yang ia lahirkan dengan bertaruh
nyawa. Rasa sakit pun langsung hilang saat ibu mendengar tangisan pertama
anaknya yang baru pertama kali bernafas. Sejuta kasih sayang langsung tercurah
pada anaknya saat ia pertama kali menggendong dan menyusuinya.

Saat anaknya menangis
tengah malam, seorang ibu dengan sigap langsung bangun dan memberikan apa yang
anaknya butuhkan dengan penuh kasih sayang…tanpa keluh kesah sedikit pun.

Saat suami atau
anaknya sakit, seorang ibu masih tetap merawat mereka dengan penuh kelembutan meskipun
kadangkala raga sang ibu pun merasa sakit…tapi sang ibu masih bisa tersenyum
merawat dan menyelimuti mereka dengan kelembutan dan kasih sayangnya…

Saat anaknya belum
pulang di larut malam, seorang ibu cemas tiada tara. Ia menunggu sang anak. Selalu
melihat pintu berharap sang anak membuka pintu dan menghapus semua
kecemasannya…sampai-sampai ia tertidur di kursi saat menunggu anaknya.

Saat anaknya sukses,
sang ibu bahagia dan menangis haru karena anak yang ia besarkan dapat berjuang
meraih sesuatu…itu adalah kebahagiaan yang tak bisa terbeli oleh apapun.

Saat sebuah keluarga
mengalami kehilangan yang teramat sangat saat kepala keluarga yaitu seorang
ayah dijemput oleh-Nya, ia masih bisa tersenyum dan menghibur anaknya meskipun
dalam hati ia menangis meraung-raung tanpa ada yang tahu..

Ibu bisa menjadi apa saja yang kita
butuhkan, kita harapkan dan kita tunggu…

Tapi…

Apakah kita mampu membalas semua yang
telah ibu kita berikan?

Membalas semua waktu,
pengorbanan, kebahagiaan, perhatian, kelembutan dan kasih sayangnya??

Sedangkan saat ibu
kita meminta pertolongan kita, kadangkala kita masih menolak dan
menggerutu…tak ingatkah kita saat ibu kita merawat kita dan mencintai kita
saat kita sakit??

Apa
yang bisa kita lakukan untuk membuat ibu kita bahagia??
Cukupkah itu untuk membalas semua yang telah ia berikan pada kita??
Apakah ibu kita akan Dia panggil sebelum kita sempat membahagiakannya??

 

4004110042

Tantia Setiawati Lestari

D3 Kebidanan (B)